Monday, February 22, 2010

Si Tua yang Perkasa

keriput menjalar diraut wajahmu. bungkuk tulang punggungmu, karna berat badanmu. putih remomu bersinar, saat mentari pagi menyapanya.
kek..., aku kagum padamu. aku bangga akan semangatmu. kau setia menunggu pembeli, meskipun beli atau tidak itu tak pasti.
tapi kenapa engkau melamun? apakah kau mulai lelah? atau merenungi nasib? kek...,aku salut padamu. kan ku teladani semangatmu. (teruntuk kakek tua penjual papan cucian, di Pondok Indah)

No comments:

Post a Comment