Monday, February 22, 2010

'Siti' Menangis

kau ambil dagingku, kau paku tubuh ini sesuka hatimu, kemudian kau hisap darahku. aku ikhlas aku rela, menemanimu dalam bahagia. dulu kau memanjakanku, dan dulu kau begitu memujaku. tapi... kini aku sedih. kau ambil semua dariku, kau ambil semua punyaku tanpa sisa. pohon sebagai rambutku kau tebang. minyak sebagai darahku kau hisap. gedung-gedung tinggi berdiri, bak jarum menancap didagingku. kau gali aku kau jadikan aku tempat sampahmu. aku kini mengering, tubuhku mulai layu, aku mulai tengelam dalam ketidakberdayaan. apakah aku harus berontak? haruskah aku berteriak? agar kalian tahu bagaimana penderitaanku?

Si Tua yang Perkasa

keriput menjalar diraut wajahmu. bungkuk tulang punggungmu, karna berat badanmu. putih remomu bersinar, saat mentari pagi menyapanya.
kek..., aku kagum padamu. aku bangga akan semangatmu. kau setia menunggu pembeli, meskipun beli atau tidak itu tak pasti.
tapi kenapa engkau melamun? apakah kau mulai lelah? atau merenungi nasib? kek...,aku salut padamu. kan ku teladani semangatmu. (teruntuk kakek tua penjual papan cucian, di Pondok Indah)