Monday, April 18, 2011

Demam Pop Melayu

Pop Melayu
Sebut saja ST12, Kangen Band, Wali, dan masih banyak band yang lainnya merupakan beberapa band yang mendulang kesuksesan dengan membawakan aliran musik sebut saja Pop Melayu. meskipun banyak sekali musisi-musisi yang 'menghardik' pedatang baru di kancah musik Indonesia ini, toh kenyataan membuktikan bahwa mereka pun bisa membuktikan diri bahwa mereka bisa menghibur masyarakat Indonesia pada umumnya. bukankah memang seperti itu tujuannya? diterima oleh pendengarnya. meskipun ada beberapa yang merendahkan aliran ini, tapi itu hanya beberapa persen saja. Kalau yang mayoritas menikmati, rasanya tidak penting lah mengurusi yang beberapa. kemudian pertanyaannya sekarang adalah, mengapa aliran Pop Melayu mudah sekali diterima masyarakat Indonesia? Sebelum kita mengenal musik aliran Rock, Jazz, Pop, Classic atau apalah yang saya sendiri kurang tahu, masyarakat kita sudah mengenal musik yang disebut Dangdut. Ya, dangdut merupakan musik turun temurun dan asli bangsa Indonesia. Sebelum aliran yang ternyata beraneka ragam itu menyusuri urat nadi budaya bangsa, dangdut sudah meresap ke dalam sumsum masyarakat Indonesia. tidak bisa dipungkiri, dari hingar bingar kota yang serba ada, sampai ke desa yang tidak kedetect di Peta, dan player music (sebut saja tape pada waktu itu ) pun tidak punya, tapi mereka tahu dangdut. Suara ketipung yang mendayu-dayu, seruling yang meliuk-liuk dan ditambah keserasian permainan instrumen lainnya, membuat musik ini mudah dinikmati meskipun hanya dengan memainkan kedua ibu jari tangan kita. Setelah puluhan tahun exist dan berkembang di Masyarakat, lambat laun dangdutpun mulai tersaingi dengan hadirnya aliran musik baru, sebut saja yang saya sedikit tahu musik Rock. Musik yang 'keras' kalau saya bilang, dan cenderung mendapat penilaian negativ karena penampilannya, mulai mewabah dikalangan masyarakat. Kontan saja hal ini ditentang keras oleh para pecinta Dangdut (dangduters) dan para 'tokoh' dangdut Indonesia, sebut saja Bang Rhoma Irama (King of the dangdut Indonesia). Bahkan kalau tidak salah, beliau sampai membuat film yang judulnya pun sangat menyentil, Dangdut Vs Rock. Masa demi masa, generasi demi generasi, aliran-aliran musik pun mulai bermunculan di blantika musik Indonesia. Setelah Rock, muncul pula Pop, Jazz, dan juga yang lainnya. Dangdut yang pada dasarnya sudah enak dinikmati, mulai keluar dari pakem. Karena mungkin terkontaminasi atau apalah, dangdut pun muncul dengan wajah baru. Penambahan ada dimana-mana, mulai dari instrument sampai ke penyanyinya. Dangdut pun mulai ngerock atau dikenal dengan Rock dut, jadi lagu dangdut yang juga ada sedikit rock (triak-triak mungkin maksudnya). Permainan kendang (ciri khas dangdut) dimainkan lebih ngebeat, sehingga muncul sebutan 'Dangdut Koplo' mungkin karena yang mendengar jogednya jadi seperti orang minum pil koplo. Kemudian penampilan penyanyinya pun melenceng, awalnya jual suara berubah menjual penampilan fisik. Penyanyi wanita berpakaian ketat, sexy dan menonjolkan bagian tubuhnya. Hal inilah yang membuat dangdut pun meredup disekitar pertengahan tahun 90-an dan membuat Music Pop semakin menjiwa pada generasi berikutnya. sebetulnya musik pop sendiri sudah ada sebelum dangdut redup kemudian 'menghilang'. pop pada saat itu berjalan hampir beriringan dengan dangdut, dengan penggemar yang masih minoritas. dengan meredupnya dangdut, musik pop semakin menggila. mulai dari penyanyi solo sampai band mulai bertebaran. Musik Pop merajai blantika musik Indonesia dari mulai pertengahan taun 90-an. dari saat itu pop berdiri tegak dipuncak Himalaya masyarakat Indonesia. bahkan anak kecil pun sekarang sudah bisa menyanyi lagu pop. kalau dulu waktu saya kecil, menyanyi lagu Mansyur S, sekarang anak kecil menyanyikan lagu Afgan, Ungu, dan masih banyak penyanyi lainnya. Seperti halnya Dangdut, Pop pun semakin lama penuh dengan improvisasi. dari yang awalnya slow lembut, keras tapi beraturan menjadi pop yang mendayu-dayu. Kenapa saya bilang mendayu-dayu? ya karena memang musiknya mendayu-dayu. Jadi kalau kita mendengar musik ini, kita jadi inget akan musik yang benar-benar Indonesia banget yang memang merupakan bangsa Melayu. Apalagi kalau bukan Musik Dangdut. Pada sekitar akhir tahun 2009, munculah beberapa anak band yang membawakan musik ini. sebut saja ST12. ST 12 bisa dibilang sebagai pelopor yang menghidupkan kembali musik melayu. dengan musik dasar pop yang kemudian diimprovisasi dengan menambahkan musik melayu disitu, menjadikan Pop Melayu booming di Indonesia. Setelah ST12, pada tahun 2010 bermacam-macam band dengan aliran serupa bermunculan. bak kacang yang dijemur di plataran, band dengan aliran semacam ini berserakan. Meskipun hanya membawakan hit single saja untuk kemudian menghilang, band tersebut bisa meraup untung yang cukup untuk bisa dibilang sukses. Dengan lirik seadanya, dengan aransement musik yang penting enak didengar, yang penting mendayu-dayu, pun diterima di Masyarakat. Tahun 2010, kontan bisa dibilang sebagai tahun pop Melayu. Masyarakat kebanyakan akan lebih senang mendengarkan, menyanyikan lagi ST12, Wali, Kangen Band, etc, dibandingkan menyanyikan lagunya Padi, Marcel, Rio Febrian dan banyak lagi. Yah, itu lah yang dinamakan dinamika. perubahan, variasi, improvisasi dalam bermusik akan terus ada. Dangdut, Rock, Pop, Pop Melayu, lalu apalagi ya berikutnya di tahun 2011 ini???

1 comment:

  1. Tradisional Rock bro.. perpaduan musik tradisional dengan modern.. macam gamelan di kolaborasi dgn dj atau sampling komp.. kayanya keren tu.. hehehehe

    ReplyDelete